PENGGALAN KONTROL 2007 (FEATURING AJIE GERGAJI): KOLABORASI TUA DAN MUDA - negerimusik.com

Breaking

18/08/2025

PENGGALAN KONTROL 2007 (FEATURING AJIE GERGAJI): KOLABORASI TUA DAN MUDA

 


Pada bulan Agustus ini, Peron merilis single terbaru bertitel Penggalan Kontrol 2007 yang tak sekadar musik, tetapi menghadirkan proses kolaborasi kreatif yang seru. Band post punk Semarang ini mengajak Ajie Gergaji (Themilo) untuk meracik musik Penggalan Kontrol dengan isian gitarnya. “Kami ingin mencoba eksperimen bagaimana kalau musik kami diwarnai dengan intepretas suara gitar dari Kang Ajie. Sepertinya akan menarik dan terdengar unik karena kang Ajie memainkan musik shoegaze,” kata Sultan, drummer Peron.

Kolaborasi Tua dan Muda

Proses kolaborasi musik Peron dan Ajie Gergaji ini sendiri dimulai pada bulan April 2025 kemarin. Menurut Rio, kehadiran Ajie Gergaji mengisi layer part bisa membuka potensi-potensi ruang yang tidak terbayangkan sebelumnya. “Untuk prosesnya kami memberikan creative freedom untuk Kang Ajie. Karena terpaut beda kota, jadinya proses rekaman kang Ajie di lakukan di Bandung. Dan di mixing mastering di Semarang,” kata Rio, gitaris Peron.

Ide awal menggandeng Ajie Gergajisendiri sebenarnya juga banyak kebetulan, salah satunya ketika berdiskusi dengan Anoa Records, tiba-tiba tercetuslah ide tersebut  Apalagi ternyata kolaborasi ini menjadi kerjasama musik pertama Ajie Gergajidi musik post punk. “Iya, bisa dibilang ini pertama kalinya gw masuk ke ruang post-punk ini kayak buka pintu baru sih. Seru juga nyemplung ke vibe yang beda, tapi tetap nemu cara buat untuk masukin rasa gw di situ,” kata Ajie Gergaji.

Bagi Peron, Ajie Gergaji banyak memberikan bantuan untuk belajar banyak soal aransemen musik di Penggalan Kontrol 2007. “Setelah di bantu oleh kang Ajie musik kami rasanya lebih “melankolis” karena di sana banyak sentuhan-sentuhan yang mempertegas musik kami, terutama didalam bunyi gitar. Bantuan kang Adji juga membuat lirik dan musik lebih balance,” kata Rio.

Ajie Gergaji sendiri punya impresi tersendiri ketika pertama kali disodori demo Penggalan Kontrol 2007 oleh Peron. “Pas pertama kali denger, yang langsung kerasa tuh energinya kasar tapi jujur. Ada sesuatu yang mentah dari cara mereka bawain, tapi justru itu yang bikin lagu ini hidup,” ujarnya.

Ajie menyisipkan ruang yang belum hadir di lagu, agar menghadirkan kesan khas dari lagu Peron yang ritmik post punk. “Gw coba masukin elemen yang lebih sunyi, lebih reflektif gitu. Jadi semacam ruang napas di tengah lagu yang udah penuh desakan. Gw pengin jadi suara lain yang datang dari tempat yang lebih dalam, yang gak nyautin marahnya, tapi justru ngasih kontras semacam bisikan di tengah teriakan,” jelas Ajie Gergajiyang banyak terlibat di berbagai kolaborasi musik sebelumnya.

Bagi dirinya, kolaborasi dengan Peron yang jauh lebih muda namun penuh semangat membuat Ajie Gergajipuas. “Asik banget sih, gak ada yang maksa. Natural aja ketemunya. Mereka ngasih ruang, gw juga ga ngerasa harus ngubah jadi “lagu gw”. Justru enak banget bisa saling masuk tanpa harus ngubah identitas masing-masing. Itu yang bikin kolaborasi ini terasa jujur.,” jelas Ajie Gergajiyang dahulu pernah terlibat di band Cherry Bombshell dan Silverglaze.

Kolaborasi bagi Ajie Gergaji punya makna personal bagi dirinya.”Buat gw kolaborasi itu semacam saling ngaca. Kita liat diri sendiri lewat cara orang lain merespon dan selalu ada ruang baru yang bisa gue dapetin baik secara musikal, maupun emosional. Kadang ada sisi dari diri gw yang baru keluar justru karena lawan mainnya beda. Jadi, ini lebih dari sekadar “ngisi part”, tapi lebih ke tuker energi dan rasa,” katanya lagi.

Artwork dan Lirik

Penggalan Kontrol 2007 ini sendiri dirilis Anoa Records dalam format digital pada 8 Agustus ini. Tak hanya kolaborasi musik, artwork lagu ini memakai karya tokoh penting dan legenda dunia disain grafis Indonesia, (alm.) Wagiono Sunarto. Iman Anggoro, anak Wagiono, memberikan izin dan memilih artwork yang tepat untuk Peron. “Tema dan lirik lagu ini, yang menurut saya bercerita mengenai beratnya menjalani Cinta dengan tuntutannya. Khususnya di era sekarang di perkotaan. Menurut saya gambar ini punya relevansi yang erat,” kata Anggoro yang seorang musisi elektronik yang baru saja merilis album EP The Sastro Remix.

Faisal, vokalis Peron juga menceritakan bahwa lagu ini tentang cinta yang hitam putih dari hubungan romansa ketika di usia 25 tahun, dimana realitas hadir telak bersinggungan dengan sisi keluarga, kehidupan yang lebih dari senang-senang saja, dan pekerjaan. “Judul lagu sendiri diusulkan oleh Rio karena merasa liriknya memiliki kesamaan dengan film yang berjudul Control (2007) sebuah film yang menceritakan kehidupan Ian Curtis menghadapi romansa,ekonomi, dan pilihannya di dalam musik,” jelas Faisal.

Apa rencana terdekat Peron? “Selanjutnya kami akan merilis EP yang akan segera rilis pada akhir tahun dan di barengi dengan tour. Kami berharap karya kami bisa terus diterima oleh orang banyak. Dan semoga kami bisa tetap solid,” tutup Faisal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar