Bersimbah Dalam Marah: Tak Ada Posisi Netral bagi Suar & Temaram - negerimusik.com

Breaking

close

26/06/2024

Bersimbah Dalam Marah: Tak Ada Posisi Netral bagi Suar & Temaram


Per-6 Juni 2024, genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina telah merenggut 36.550 korban jiwa. Jika mesti melafalkan seluruh nama korban jiwa, setidaknya perlu waktu sekitar 73.100 detik, sekitar 1218 dalam menit, atau sekitar 20 jam tanpa henti: Butuh waktu sekitar 100 tahun untuk melayat satu korban setiap harinya dan angka ini masih terus bertambah.


Meski waktu tak bisa dipepatkan, Suar & Temaram mencoba untuk menyuarakan hal ini dalam 6 menit 12 detik durasi “Bersimbah Dalam Marah”. Segala keresahan yang dimiliki oleh band bergenre indie rock yang digawangi Rivhal Al (Bass, Vokal) dan Virzha A. Susilo (Gitar, Vokal) ditumpahkan ‘seada-adanya’ dalam lagu ini.



Bagi mereka tak ada posisi netral, dan tak ada pula aksi paling nyata yang bisa dilakukan selain mencurahkannya sebagai lagu dengan berkolaborasi bersama M. Jamil Hasyani (Dialog Senja) untuk memperkuat lini vokal. Sebagai ilustrasi kekejaman genosida, mereka pun menggandeng salah satu jurnalis yang terjun langsung yaitu Yulian Abdul Sidiq untuk artwork lagu tersebut.


Selebihnya, lagu ini sudah dapat diperdengarkan di seluruh digital streaming platform pada 21 Juni 2024. Selagi slogan “All eyes on rafah” terus digaungkan, lebih dari melihat, semoga semua mampu menyimak dan berempati untuk menuntut para ‘penjaja perang’ untuk berhenti berjual-beli.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar