[profile] Talodhy
Kesedihan adalah candu. Sebuah slogan yang selalu nyangkut pada pikiran dan perasaan Talodhy, seorang debutan singer-songwriter asal Kota Malang. Setelah berkecimpung cukup lama di bidang musik bersama beberapa band dari tahun 2014 (Rottweiller RnR dan Alderic), kini Talodhy bertekad untuk menulis dan memproduksi materinya sendiri sebagai solois. Di mana dia dapat mencurahkan seluruh isi hati dan pikiran dengan nyaman dan bebas.
Talodhy meluncurkan debut single dengan tajuk “42 Days”yang bernuansa gloomy diiringi beberapa lick gitar yang menjadi karakteristik dari Talodhy. Bermodalkan peralatan rekam ala bedroom producer, single tersebut diproduksi langsung oleh Talodhy dengan beberapa bantuan dari Ryan Abo (Shellin Parker) sebagai engineer, Surya Nur Ardiansah sebagai music director, dan Rizqtsany (Remissa) sebagai co-producer. Mengambil sedikit unsur dari soul, trap dan RnB, Talodhy membebaskan para pendengarnya untuk menentukan aliran musik apa yang dia usung. Menurutnya, jika dia menentukan aliran musiknya sendiri, maka hal tersebut akan membatasi dirinya untuk lebih kreatif dalam berkarya.
[artwork] 42 days
“42 Days” bercerita tentang pengalaman cinta yang rumit nan menyakitkan, tapi juga cukup manis untuk dikenang. Mengutip salah satu bait, “I am the one you slay, I just want you to stay”, Talodhy ingin menggambarkan bahwa betapa sakitnya saling mencinta namun tak dapat menjalani hubungan bersama. Selain itu, dalam lagu tersebut, Talodhy juga ingin menegaskan bahwa cinta adalah sebuah permainan di mana kita akan selalu tertarik untuk memainkannya. “Cinta adalah sebuah kehangatan yang juga dapat membakar jika kita tidak berhati-hati. Dan cinta adalah sebuah candu, pun dampak dari cinta itu sendiri, yaitu kesedihan,” ujar Talodhy.
Setelah merilis “42 Days” yang dapat didengar di digital streaming platform, Talodhy tidak akan berdiam lama untuk selanjutnya meluncurkan karyanya lagi. Dalam beberapa waktu kedepan, ia akan segera merilis beberapa single lagi yang merupakan sebuah satu kesatuan cerita dari “42 Days”. Masih dengan isu kesedihan dan sakit hati yang menjadi benang merah musik dari pria yang menyukai es krim gelato tersebut.
[PR] Talodhy
[Editor] Fajar Sandy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar