Bandung, 17 Oktober 2025 — Setelah sukses dengan rilisan sebelumnya “Sang Penghibur”, band pop asal Bandung–BSD, Lilo Lilo, kembali hadir dengan karya terbaru berjudul “Malah Mendua”. Lagu ini mengangkat kisah getir tentang seseorang yang dikhianati kekasihnya. Alih-alih merelakan, ia justru memilih melampiaskan rasa sakit itu dengan dendam dan memeras sang mantan.
Dengan lirik tajam dan emosional, “Malah Mendua” menyuarakan amarah sekaligus luka akibat pengkhianatan. Lagu ini bukan hanya menyingkap sisi rapuh manusia ketika tersakiti, tetapi juga menyoroti sisi gelap: bahwa sakit hati bisa berubah menjadi dorongan untuk melakukan hal-hal yang keras dan penuh dendam.
“Kalau di ‘Bila’ kita bicara soal kenangan yang pudar, kali ini kami masuk ke wilayah yang lebih mentah dan keras. ‘Malah Mendua’ adalah ekspresi jujur dari rasa sakit saat dikhianati, tapi juga bentuk keberanian untuk tidak hanya jadi korban,”— Aldi Haqq, vokalis sekaligus penulis lirik utama.
Secara musikal, “Malah Mendua” tetap menghadirkan warna Retro Sad Inclusive sebagai identitas khas Lilo Lilo. Namun, komposisinya dibuat lebih intens. Perpaduan vokal yang emosional, aransemen dramatis, serta permainan gitar yang agresif menciptakan ledakan emosi yang mewakili rasa kecewa banyak orang.
Proses Kreatif di Balik “Malah Mendua”
Kevin Rinaldi, pianis Lilo Lilo, mengungkapkan bahwa proses kreatif lagu ini cukup menantang. Mereka ingin menyeimbangkan kesedihan dengan energi kemarahan.
“Awalnya kita cuma mainkan chord sederhana di piano. Tapi ketika aransemen dan lirik mulai berkembang, rasanya seperti harus meledakkan sesuatu. Itu kenapa hasil akhirnya terdengar emosional dan penuh tensi,” jelas Kevin.
Sementara itu, RR menambahkan elemen dark empowerment sebagai arah emosional lagu ini.
“Kami tidak ingin hanya bercerita soal sakit hati. Ada momen ketika balas dendam bisa jadi coping mechanism seseorang. Itu yang ingin kami sampaikan—emosi yang nyata, meski tidak selalu indah.”
Harapan Lilo Lilo
Lewat “Malah Mendua”, Lilo Lilo ingin menunjukkan bahwa musik tidak mesti selalu manis. Musik juga dapat menjadi medium untuk mengekspresikan sisi emosional yang pahit, intens, bahkan gelap. Lagu ini diharapkan dapat menjadi ruang bagi pendengar yang pernah merasakan pengkhianatan, untuk mengakui rasa sakit mereka secara jujur.
“Malah Mendua” kini telah tersedia di berbagai platform musik digital seperti Spotify, Apple Music, Joox, dan YouTube Music.
Tentang Lilo Lilo
Lilo Lilo bermula sebagai proyek sampingan yang menghadirkan alter ego musikal dari masing-masing anggotanya. Aldi membawa sentuhan rock klasik ala Elton John dan Queen, Kevin menyumbangkan warna jazz fusion dari pengalamannya bekerja bersama Nadin Amizah, sementara RR menjaga keseimbangan warna musik di antara keduanya.
Setelah debut dengan “Bila” dan disusul “Sang Penghibur”, kini Lilo Lilo memperlihatkan sisi emosional yang lebih mentah dan keras melalui “Malah Mendua”.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar