Jelaga memperkenalkan diri lewat “Kisah Sehari”, sebuah lagu tentang kehilangan-kehilangan kecil dalam hidup—yang sering kali terasa sepele, hingga akhirnya benar-benar hilang dan meninggalkan ruang kosong yang sunyi.
Dari kota yang tak pernah benar-benar diam, Jelaga hadir perlahan, membawa cerita yang dibalut nada. Unit pop alternatif ini berasal dari Jakarta dan terdiri dari lima personel: Nadief (vokal), Reyhan (gitar), Dinan (bass), Aldi (gitar & synth), dan Zikry (drum). Alih-alih tampil mencolok, Jelaga memilih merayakan kesederhanaan. Mereka membangun identitas sebagai aksi pop yang mengandalkan melodi melankolis, narasi reflektif, serta perpaduan suara yang akrab namun tetap segar.
Musik mereka mengeksplorasi berbagai tema emosional dengan lirik yang dirangkai secara intim. Terinspirasi oleh berbagai era musik seperti Baroque Pop, Psychedelic, hingga Soft Rock, Jelaga membentuk warna bunyi yang hangat, dekat, dan khas.
Tentang “Kisah Sehari”
Single “Kisah Sehari” lahir dari satu pertanyaan sederhana:
"Kenapa kita sering baru benar-benar menghargai sesuatu, justru setelah kehilangannya?"
Ditulis oleh Agung Prasetyo, lagu ini bukan bercerita tentang perpisahan besar, melainkan tentang hal-hal kecil yang hilang dari keseharian: hewan peliharaan, benda favorit, atau rutinitas yang baru terasa berharganya saat tak lagi ada.
Lewat bait “Seindah itulah nestapa yang kau pancarkan”, Kisah Sehari menyampaikan rasa rindu dan kehilangan dengan tenang. Aransemen gitar yang mengalun lembut, sentuhan synth yang halus, ritme yang pelan, serta harmonisasi vokal berpadu membentuk semacam catatan harian—belum selesai ditulis, namun ceritanya terus mengalir.
Kisah Sehari tidak menawarkan jawaban. Ia hanya ingin menemani, dan menyapa hal-hal kecil dalam hidup yang ternyata menyimpan makna panjang.
Dengarkan “Kisah Sehari”
Single “Kisah Sehari” telah tersedia di seluruh platform digital mulai 27 Juni 2025. selengkapnya klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar