“Takkan Mati”: Pengejawantahan Peraduan Dalam Upaya Bunuh Diri - negerimusik.com

Breaking

close

01/11/2019

“Takkan Mati”: Pengejawantahan Peraduan Dalam Upaya Bunuh Diri




[profile] Manner House



Sebagaimana karya sebelumnya dari Manner House, isu kesehatan mental menjadi satu topik yang terus mereka bawa sampai saat ini. Terlebih dalam nomor kedua yang akan dirilis, mereka berfokus pada pencegahan upaya bunuh diri yang terjadi di masyarakat. Wajar jika mereka fokus pada hal itu mengingat jumlah orang yang melakukan upaya bunuh diri cukup tinggi dewasa ini.



Dinukil dari laporan Tirto.id, dalam publikasinya, Menurut catatan WHO, setiap 40 detik, seseorang kehilangan nyawa karena bunuh diri. WHO mengajak seluruh masyarakat di dunia untuk ikut dalam "40 Seconds of Action" untuk meningkatkan kesadaran tentang skala bunuh diri di seluruh dunia dan peran masing-masing orang untuk mencegahnya.



Masih dari laporan yang sama, "Perilaku bunuh diri telah ada sepanjang sejarah manusia, tetapi karena beberapa faktor kompleks, perilaku bunuh diri ini meningkat secara bertahap di semua bagian dunia dan dalam beberapa dekade terakhir, telah mencapai tingkat statistik yang mengkhawatirkan," ujar President WFMH, Alberto Trimboli.






[artwork] Takkan Mati


Manner House



Digawangi oleh Esa Prakasa pada gitar bersama Zulfikar Azhar Mahmud pada vokal dan piano, Manner House merespons isu tersebut dengan mengajak siapapun – baik orang yang pernah teripikir dan atau berupaya untuk mengakiri hidupnya sendiri bahkan yang tidak mengalami hal tersebut – untuk menggali lebih dalam mencari alasan hidup pula berjuang menemukan makna keberadaan dirinya di dunia, serta merangkul semua hal buruk yang pernah dialami lantas terus bertahan dan tetap hidup di dunia yang indah ini.



Lewat single bertajuk Takkan Mati, mereka mengejawantahkan peraduan batin dalam diri seseorang yang terpikir dan berupaya bunuh diri, kemudian mencoba menularkan semangat bertahan hidup dengan merangkul semua pengalaman buruk yang terjadi dalam hidup ini alih-alih menyangkal dan mencoba berperang melawan hal tersebut.



Zulfikar kembali menuangkan segala keresahan pribadinya dalam Takkan Mati. Ditambah lagi, dalam perjalanannya ia bersama Esa Prakasa banyak menemui orang yang memiliki keresahan serupa. Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesamanya, dan merespon gerakan WHO dalam perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun 2019 yang bertajuk ”Suicide is Preventable” maka lahirlah Takkan Mati.



“Perasaan itu emang kaya perang yang gak pernah berhenti sih, ada aja terus. Tapi ya kalo mati sekarang buat apa kemaren berjuang? Jadi diri sendiri juga yang harus nentuin mau gimana kedepannya, terus perjuangin apa yang kita mau akhirnya. Embrace aja gitu (pengalaman tidak menyenangkan dalam hidup ini) dan coba hidup beriringan dengan sisi gelap itu,” ujar Zulfikar. Perasaan itu tersurat dengan lugas lewat lirik yang ia tulis dan dipahami sebagai proses pencarian dan pendewasaan baginya.




Pre Chorus :


Haruskah, kulepas beban fana ini?


Rasa tak ingin hilang, muncul bersahutan





Reff  :


Aku takkan, mati, walau hati ini


Terus mati, untuk berkali – kali


Takkan mati, walau hati ini, terus mati, berkali – kali.



Lagu dengan durasi 4:32 ini disajikan dengan musik yang eksploratif, bak sebuah wahana mungkin bisa dibilang ini adalah sebuah wahana roller coaster yang tidak berujung. Kentara dengan nuansa gelap dan depresif namun di waktu bersamaan menunjukan semangat luar biasa, dibalut dengan gubahan ciamik menggiring pendengar menyusuri naik turunnya lantunan karya tersebut agar bisa meresapi dan menikmatinya sambil bernyanyi. Nantinya Takkan Mati menjadi salah satu nomor dalam album yang akan dirilis kemudian. Seluruh nomor dalam rencana album tersebut membahas soal kesehatan mental dengan premis berbeda tiap lagunya. Seluruhnya disimpul dengan premis “don’t stop”.







[PR] Yoga Umbara

[Editor] Fajar Sandy




Tidak ada komentar:

Posting Komentar